Persamaan Dasar Akuntansi
A. PENGERTIAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Persamaan dasar akuntansi adalah catatan tentang perubahan
unsur-unsur dasar posisi keuangan perusahaan (Harta, utang, dan modal) akibat
adanya transaksi dan kejadian.
Persamaan dasar akuntansi merupakan konsep dasar pencatatan
akuntansi sistem berpasangan (double entry) artinya setiap perusahaan pada satu
akun akan mengakibatkan perubahan pada akun yang lain dalam jumlah yang sama,
yang dinyatakan dalam rumus persamaan dasar akuntansi, yaitu:
HARTA = UTANG + MODAL
Harta adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
dapat dinilai dengan uang yang terdiri dari Harta berwujud dan tak berwujud.
Utang adalah kewajiban yang harus dilunasi oleh perusahaan
kepada pihak ketiga sebagai akibat adanya transaksi masa lalu.
Modal adalah kewajiban perusahaan kepada pemilik atau hak
pemilik atas perusahaan.
Persamaan dasar akuntansi adalah rumus dasar tentang
akuntansi yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
H = Harta, yaitu semua milik (Kekayaan) dari suatu
perusahaan.
U = Utang, yaitu kewajiban perusahaan terhadap pihak lain.
M = Modal, yaitu hak pemilik
perusahaan.
Rumus lain :
B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan
P = Pendapatan, adalah bertambahnya aktiva perusahaan.
Harta bersaldo normal di debet (bertambah) dan jika di
kredit berkurang, sedangkan pendapatan bersaldo normal di kredit (bertambah)
dan jika di debet berkurang, biaya mengurangi modal sedangkan pendapatan
menambah modal.
Aset adalah elemen
neraca yang akan membentuk informasi semantik berupa posisi keuangan jika
dihubungkan dengan elemen neraca yang lain yaitu modal dan kewajiban.
Karakteristik serta
pengertian Aset
kewajiban modal dan
aset
Ada banyak
pendapat mengenai pengertian dari aset, diantaranya adalah:
FASB mendefinisikan
aset dalam rerangka konseptual sebagai berikut (SFAC No. 6, prg 25):
Aset are probable
future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a
result of past transactions or events.
1. (Aset adalah manfaat
ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai/dikendalikan
oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu).
2. IASC mendefiniskan sebagai berikut : An asset is a resource controlled
by the enterprise as a result of past event from wich future economic benefit
are expeced to flow to enterprise.
3. Dalam Statement of Accounting Concept No. 4, Australian Accounting Standar
Board (AASB) mendefinisikan aset sebagai berikut : Asset are service potential
or future economic benefit controlled by the reportimg entity as a result of
past transaction or the past events.
4. Definisi yang menyatukan makna, pengukuran serta pengakuan dikeluarkan oleh
APB dalam APB No. 4 sebagai berikut : Asset-economic resource of an enterprise
that are recognized and measured in connformity with generall accepted
accounting prinsipleas. Asset also include certain deferred charges that are
not resource but that are recognized and measured in conformity with generally
accepted accounting principle. Pengertian FASB dan AASB cukup luas
dibandingkan dengan pengertian yang lain karena aset disifati sebagai manfaat
ekonomik dan bukan sebagai sumber ekonomik karena manfaat ekonomik tidak
membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukan sebagai aset.
Definisi tersebut tidak membedakan antara aset real dan aset finansial dan
antara sumber ekonomik dan non-sumber ekonomik. APB dan Ijiri mendefinisikan
aset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga suatu
entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transaksi ekonomik
Penyajian Aset harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga bisa dihubungkan dengan komponen
laporan posisi keuangan (neraca) lainnya (liabilitas atau kewajiban dan modal)
sehingga akan menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
Aset terbagi atas
kelompok aset lancar dan aset tidak lancar. Klasifikasi aset lancar adalah:
Aset yang akan
direalisasikan, termasuk dijual atau digunakan dalam siklus operasi normal.
Aset untuk tujuan
diperdagangkan
Aset akan
direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
Kas dan setara kas,
kecuali aset tersebut dibatasi penggunaanya untuk menyelesaikan
liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Perusahaan
mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk klasifikasi di atas sebagai aset
tidak lancar. Termasuk klasifikasi aset antara lain:
Kas, alat pembayaran
yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
Bank, sisa rekening
giro perusahaan yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan
Surat-surat berharga,
aset yang memiliki sifat (a) mempunyai pasar dan dapat diperjualbelikan dengan
segera (b) dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat
kebutuhan dana untuk kegiatan umum perusahaan; dan (c) tidak dimaksudkan
untuk menguasai perusahaan lain
Piutang usaha.
Piutang usaha (hasil penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka
kegiatan usaha normal perusahaan) dan piutang lain-lain (hasil transaksi di
luar kegiatan usaha)
Persediaan, barang
yang berwujud yang meliputi (a) barang dagang atau barang jadi (barang yang
tersedia untuk dijual); (b) barang dalam proses atau barang dalam pengolahan
(barang yang masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, sebelum kemudian
akan dijual); (c) bahan baku dan bahan pembantu (persediaan barang yang akan
digunakan untuk proses produksi barang jadi yang akan dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan)
Biaya dibayar dimuka.
Biaya yang telah terjadi, yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang
akan datang, misalnya premi asuransi, bunga dan lain sebagainya.
Investasi jangka
panjang. Bentuk penyertaan jangka panjang atau penyertaan pada suatu perusahaan
lain yang dimaksudkan untuk menguasai perusahaan tersebut, yang dapat berupa
(a) saham, obligasi dan surat berharga lainnya; (b) dana yang disimpan untuk
tujuan tertentu (melunasi hutang jangka panjang atau tujuan lainnya); (c) aktiva
lainnya (misalnya tanah yang direncanakan akan digunakan dimasa mendatang)
Aset tetap. Aset yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang mempunyai
ciri-ciri (a) berwujud; (b) digunakan dalam operasi perusahaan; (c) tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan; (d) mempunya manfaat
lebih dari satu tahun.
Aset tidak berwujud.
Hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan, misalnya: hak paten, hak cipta, franchise, trade-mark dan goodwill.
Aset lain-lain.
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam aset lancar, investasi
/penyertaan, aset tetap atau aset tidak berwujud, misalnya: aset tetap yang
tidak digunakan, piutang kepada pemegang saham, beban yang ditangguhkan dan
aset tidak lancar lainnya.
Liabilitas
Penyajian Kewajiban
di laporan keuangan bila dihubungkan dengan komponen laporan posisi keuangan
yang lain (aset dan modal) harus menggambarkan secara layak posisi keuangan
perusahaan. Liabilitas merupakan pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan oleh
perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aset atau pemberian
jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.
Secara umum,
liabilitas terbagi atas liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Klasifikasi liabilitas jangka pendek adalah:
Liabilitas tersebut
akan diselesaikan dalam siklus operasi normal;
Liabilitas untuk
tujuan diperdagangkan
Liabilitas akan jatuh
tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
Perusahaan tidak
memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Perusahaan
mengklasifikasikan liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
liabilitas jangka panjang. Termasuk dalam klasifikasi liabilitas, antara lain:
Pinjaman subordinasi,
merupakan pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian subordinasi
dimana pinjaman ini baru dapat dibayar kembali apabila perusahaan telah melunasi
liabilitas tertentu. Dalam hal likuidasi, pinjaman baru dapat dilunasi setelah
perusahaan menyelesaikan seluruh liabilitasnya.
Liabilitas bersyarat,
adalah liabilitas yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau
setidaknya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang, dan dengan
demikian pada tanggal laporan posisi keuangan belum terdapat kepastian ada atau
tidaknya liabilitas tersebut.
ekuitas
Ekuitas/modal
(equity) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan
bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran
pemilik dan sisa laba yang ditahan (retained earning).
Pendapatan adalah
penambahan jumlah aktiva sebagai hasil operasi perusahaan secara bruto.
Pendapatan diperoleh karena adanya penyerahan/penjualalan barang/jasa atau
aktivitas lainnya dalam satu periode.
Beban atau biaya
adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan.
Persamaan Akuntansi:
Hubungan antara Aktiva (Asset), Kewajiban (Hutang), dan Modal (Ekuitas)
Aktiva merupakan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Beberapa contoh aktiva antara lain: kas,
persediaan, surat berharga, tanah, bangunan, peralatan, dan perlengkapan. Hak
atas properti biasanya dibagi menjadi dua jenis utama yaitu hak kreditur dan
hak pemilik. Kewajiban menggambarkan hutang perusahaan terhadap hak kreditur,
sedangkan hak pemilik disebut sebagai modal atau ekuitas pemilik.
Hubungan antara hak
kreditur dan hak pemilik dicerminkan dalam pesamaan akuntansi berikut ini:
Aktiva = Kewajiban +
Ekuitas Pemilik
Dalam persamaan
akuntansi diatas dapat dicermati bahwa kewajiban diletakkan sebelum ekuitas
pemilik. Hal ini beralasan sebab kreditur memiliki hak yang harus didahulukan
atas aktiva perusahaan.
Klaim pemilik
seringkali diberikan penekanan lebih besar dengan memindahkan kewajiban di sisi
lain dari persamaan akuntansi sehingga menjadi:
Aktiva –
Kewajiban = Ekuitas Pemilik
Sebagai ilustrasi,
jika aktiva perusahaan sebesar Rp. 100jt, kewajiban sebesar Rp. 20jt, maka
ekuitas pemilik sama dengan Rp. 80jt, seperti terlihat berikut ini:
Aktiva - Kewajiban =
Ekuitas Pemilik
Rp. 100jt - Rp. 20jt
= Rp. 80jt
Konsep persamaan
akuntansi ini yang nantinya akan digunakan lebih lanjut dalam mengembangkan
laporan keuangan yang dikenal dengan neraca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar