KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah senantiasa memberikan
rahmat dan nikmat yang tiada terkira bagi kami. Sehingga dengan nikmat dan
rahmatNya saya mampu untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas maupun kewajiban
saya dalam mata kuliah “Akuntansi Manajemen” yang di ampuh oleh Ibbu Budiasih.
Terimakasih juga saya sampaikan kepada Ibu yang telah
memberikan tugas tersebut sehingga saya menjadi semakin mengerti tentang mata
kuliah “Akuntansi Manajemen”. Khususnya pada materi ”Activity Based Costing ”.
Sekian dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya
dan bagi semua orang pada umumnya.
Bogor, 11 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...............................................................................................................................
i
Daftar Isi
........................................................................................................................................
1
Bab I Pendahuluan
Latar
Belakang
...................................................................................................................
2
Rumusan
Masalah
..............................................................................................................
2
Tujuan
................................................................................................................................
2
Bab II Pembahasan
Pengertian
ABC (Activity Based Costing) ........................................................................
3
Biaya
Produk
.....................................................................................................................
3
Metode
Penentuan Biaya Produk ......................................................................................
5
Manfaat
dan Keterbatasan Sistem ABC ...........................................................................
7
Kelebihan
dan Kelemahan Sistem ABC ..........................................................................
8
Bab III Penutup
Kesimpulan
.......................................................................................................................
9
Daftar Pustaka
..............................................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penggunaan
sistem tradisional (istilah yang digunakan untuk pembebanan overhead pabrik
dengan satu cost pool atau satu dasar pembebanan) aka menghasilkan
kesalahanperhitungan biaya, khususnya produk yang memiliki volume tinggi dan
biaya tenaga kerja langsung tinggi akan kelebihan pembebanan biaya. Untuk
mengatasi maalah yang timbul dalam pembebanan, maka dikembangkan metode ABC
(Activity Based Costing) pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an hingga 1980-an. Selama periode tersebut, Consentrium for Advanced
Management-Internasional, sekarang dikenal dengan nama CAM-1, mengembangkan
bentuk dasar untuk mempelajaridan menyusun prinsip-prinsip yang pada akhirnya
dikenal dengan nama activity based costing.
ABC
(Activity Based Costing) didefinisikan sebagai suatu sistem pendekatan
perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di
perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab
timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan,
sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan
berdasarkan aktivitas tersebut (Hongren, 2005).
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud
dengan Activity Based Costing (ABC)?
2. Apa yang dimaksud
Biaya Produk?jelaskn tentang biaya Produk!
3. Bagaimana Metode
Penentuan Biaya Produk?
4. Apa Manfaat dan
Keterbatasan dari Sistem ABC?
5. Bagaimana Kelebihan
dan Kelemahan dari Sistem ABC?
TUJUAN
1. Menjelaskan tentang
Activity Based Costing.
2. Menjelaskan tentang
Biaya Produk.
3. Menjelaskan tentang
Metode Penentuan Biaya Produk.
4. Menjelaskan Manfaat
dan Keterbatasan dari Sistem ABC.
5. Menjelaskan tentang
kelebihan dan Kelemahan dari Sistem ABC.
BAB II
PEMBAHASAN
ABC ( Activity Based Costing ) adalah metode
penentuan biaya produk yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada
aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses produksi.
BIAYA PRODUK
Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan manajerial
yang ingin dipenuhi. Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran mengenai
prinsip dasar manajemen biaya, yaitu biaya yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda . Sebagai contoh , manajemen tertarik pada analisis profitabilitas
starategis. Untuk mendukung tujuan ini, manajemen membutuhkan informasi
mengenai semua penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan produk.
Berdasarkan
kepentingan pelaporan eksternal, biaya produk dapat diklasifikasi menjadi tiga
komponen, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah penggunaan bahan-bahan yang dapat
dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Biaya ini
dapat dialokasikan langsung ke produk karena observasi secara fisik dapat
digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan
yang menjadi bagian dari produk berwujud atas penyediaan jasa juga dapat
diklasifikasikan sebagai bahan baku. Contoh bahan baku,yaitu: kayu di pabrik
mabel, baja dipabrik mobil, terigu di pabrik roti,dan bahan bakar di maskapai
penerbangan.
Biaya
tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang dapat dilacak secara langsung
ke dalam produk atau jasa yang dihasilkan. Seperti bahan baku, observasi fisik
dapat digunakan untuk mengukur jumlah penggunaan tenaga kerja untuk
menghasilkan sebuah produk atau jasa. Tenaga kerja yang mengubah bahan baku
menjadi sebuah produk atau yang menyediakan layanan kepada konsumen
diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Misalnya tukang kayu di pabrik
mabel,tukang las di pabrik mobil,dan pilot di maskapai penerbangan.
Biaya
overhead adalah semua biaya poduksi selain bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Dalam perusahaan manufaktur, biaya overhead sering disebut sebagai
beban pabrik (factory burden) atau overhead pabrik. Contoh gaji mandor,gaji
teknis perawatan mesin pabrik, dan biaya penggunaan bahan bakar mesin diesel
untuk kelistrikan pabrik.
Biaya Per Unit
Biaya per unit ( unit cost ) adalah biaya yang yang
dikeluarkan untuk menghasilkan tiap satu unit produk. Biaya yang dihitung
berasal dari pembebanan biaya ke obyek biaya seperti produk, konsumen,
pemasok,dan bahan mentah.
Biaya Per Unit = Biaya
Total

Jumlah
unit produks
|
Perhitungan biaya per unit produk yang pertama, harus
ditentukan terlebih dahulu apa dan berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi
apakah biaya total itu hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya
pemasaran. Kedua, harus ditentukan cara mengukur biaya yang akan dibebankan
dalam biaya total. Pengukuran akan dilakukan berdasarkan biaya sesungguhnya
ataukah biaya yang diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode pembebanan
suatu biaya ke dalam biaya produk yang akan digunakan.
Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit Produk
Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk
berbagai kepentingan,baik yang bersifat strategis maupun taktis , diantarnya
sbb:
1. Dasar
penentuan harga. Jika manajemen mengetahui biaya produksinya maka mereka akan
dapat menentukan harga yang sekiranya tidak akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
2. Dasar
pembuatan keputusan. Jika manajemen mengetahui biaya produksi sebuah produk
maka mereka dapat membandingkannya dengan harga jual produk pesaing.
Berdasarkan hal tersebut, manajer akan dapat menentukan apakah sebaiknya produk
dihentikan produksinya atau dapat terus dilanjutkan.
Banyak keputusan strategis dibuat berdasarkan pada biaya per
unit. Oleh karena itu, akurasi dalam penentuan biaya unit menjadi penting.
Contoh keputusan strategis tersebut adalah keputusan penentuan pemosisian
produk ( product positioning ) dan penentuan harga jual produk.
Penentuan Biaya Per Unit Produk
Biaya per unit produk dihitung dengan cara berikut ini.
Biaya
per unit = BBB TOTAL + BTKL total + Biaya Overhead total
Unit Produksi Total
|
Biaya Sesungguhnya dan Biaya Normal
Biaya sesungguhnya, Pendekatan biaya sesungguhnya adalah
perhitungan biaya produk atau jasa menggunakan biaya yang sebenarnya terjadi
untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya
sesungguhnya dalam kaitan produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk, mulai tahap praproduksi sampai produk selesai diproduksi.
Hasilnya akan diperoleh biaya produk yang benar-benar akurat. Perhitungan biaya
berdasarkan biaya sesungguhnya memiliki kelemahan, yaitu biaya baru dapat
diketahui jika semua tahap produksi selesai dilakukan. Hal tersebut berdampak
pada masalah ketepatan waktu, karena proses produksi sebagian besar industri
bisa dikatakan tidak pernah selesai dan bersifat terus-menerus (continous).
Periodisasi dalam perhitungan biaya produksi merupakan salah
satu alternatif yang disarankan untuk mengatasi kelemahan tersebut. Misalny,
perhitungan dilakukan dalam periode mingguan atau bulanan. Namun, periodisasi
sendiri sesungguhnya menimbulkan permasalahan dalam variabilitas produksi dan
sifat biaya overhead. Misalnya, volume produksi bulan januari lebih
sedikit dibandingkan volume produksi bulan januari sedangkan
konsumsi biaya overhead sama. Berdasarkan hal tersebut, akankah biaya produksi
bulan februari ditentukan lebih rendah? Bagaimana jika volume produksi bulan
maret kembali turun sedangkan biaya overhead tetap? Oleh karena itu, penerapan
biaya sesungguhnya menjadi sulit untuk digunakan dalam aplikasi riil.
Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya
produk atau jasa menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga
kerja, sedangkan biaya overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan pada
estimasi biaya overhead yang digunakan dalam satu periode. Pembebanan biaya
overhead dilakukan dengan menentukan tarif pembebanan terlebih dahulu, baru
kemudian ditentukan biaya overhead yang dibebankan dalam satu periode dengan
cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan
informasi biaya.
Tarif
Overhead =
Anggaran Biaya Overhead
Anggaran Penggunaan Aktivitas
|
Biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada biaya normal dapat menggunakan
biaya sesungguhnya karena pada umumnya perusahaan melakukan pembelian bahan
dengan menggunakan kontrak pembelian. Berdasarkan hal tersebut, harga bahan
perusahaan akan dapat ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut tidak berbeda
dengan biaya tenaga kerja. Umumnya, dalam kontrak tenaga kerja sudah
dicantumkan besar upah dan cara pengupahannya. Pada kenyataannya, biaya
overhead sulit dilakukan karena banyak komponen biaya overhead yang sifatnya
periodik dan besarnya berfluktuasi.
METODE PENENTUAN BIAYA PRODUK
Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan untuk
menghitung biaya produk, yaitu pendekatan berbasis unit ( konvensional ) dan
pendekatan berbasis aktivitas ( actifity based costing- ABC ) . Pada pendekatan
konvensional terdapat dua metode yang lazim dipergunakan, yaitu metode tarif
tunggal ( plantwide rate ) dan metode tarif departemental ( departmental rate
).
Tarif Tunggal
Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya overhead
diasumsikan hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas produksi (
pabrik ) dan produk. Terdapat dua tahapan dalam perhitungan biaya overhead
produk.
1)
Penentuan tarif pembebanan overhead
Anggaran overhead diakumulasi
menjadi satu untuk seluruh pabrik dengan langkah – langkah sbb:
a) Biaya diakumulasi secara sederhana
dengan cara langsung menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi
selama satu periode dalam satu fasilitas pabrik.
b) Setelah biaya diakumulasi, dihitung
tarif pembebanannya berdasarkan satu pemicu (driver) level unit .
2) Pembebanan biaya overhead
Biaya overhead dibebankan ke dalam produk menggunakan dasar
tarif yang telah ditentukan. Pembebanan biaya overhead ke dalam produk
dilakukan dengan menggunakan formula berikut ini.
Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas
sesungguhnya
Setelah biaya overhead pabrik
yang dibebankan ke produkdiketahui, angkah terakhir perhitungan biaya produk
adalah menjumlahkannya dengan biaya bahan baku sesungguhnya yang digunakan
ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya.
Tarif Departemental
Tahapan perhitungan biaya produk dengan tarif departemental
adalah sbb :
1. Biaya overhead di seluruh
pabrik dibagi dan dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok departemen produksi
sehingga didapatkan kelompok biaya departemen. Setelah itu, dihitung tarif
pembebanannya menggunakan rumus berikut ini .
2. Biaya overhead dibebankan ke
produk dengan cara mengalikan antara tarif biaya overhead departemen dan jumlah
pemicu yang digunakan oleh produk departemen tersebut.
Kelebihan Sistem Biaya Berbasis Unit
Kelebihan sistem biaya berbasis unit ada pada kemudahan
dalam aplikasinya. Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak
memerlukan sistem informasi yang canggih dan mahal untuk mendapatkannya.
Walaupun sederhana, sistem ini masih memadai untuk digunakan pada bisnis yang
menghasilkan produk atau jasa yang seragam ( satu jenis ) atau tidak terdapat
banyak variasi proses produksi.
Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit
1.
Hasil penawaran sulit dijelaskan.
2.
Harga pokok pesaing terlihat sangat
murah dan tidak masuk akal padahal proses poduksi perusahaan sudah dilakukan
seefisien mungkin.
3.
Produk yang laku menghasilkan
laba yang tinggi.
4.
Tingkat laba sulit untuk dijelaskan.
5.
Perusahaan memiliki ceruk pasar yang
menghasilkan laba tinggi yang hanya dikuasai sendiri
Penentuan Biaya Produk Kontemporer
ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan
perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya, seperti
produk,jasa,atau konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek
biaya. Premis pendekatan ini adalah produk atau jasa perusahaan merupakan hasil
dari aktivitas, dan aktivitas merupakan penggunaan sumber daya yang
menghasilkan biaya. Berdasarkan premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar
dalam ABC.
1. Biaya merupakan akibat dari
pelaksanaan aktivitas dan aktivas merupakan penyebab munculnya biaya. Oleh
karena itu, perlu pemahaman yang mendalam mengenai aktivitas dan hal yang
menyebabkan aktivitas tersebut perlu dilakukan.
2. Penyebab biaya yaitu
aktivitas dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang terjadi
menjadi penyebab timbulnya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi besar
kecilnya biaya. Untuk dapat melakukan pengelolaan yang baik, perlu informasi
yang andal mengenai biaya dan penyebabnya (aktivitas).
Prosedur Pembebanan Dua Tahap
Prosedur ini membebankan biaya sumber daya seperti biaya
overhead pabrik ke dalam kelompok biaya aktivitas. Kemudian, pembebanan
dilakukan ke objek biaya yang bertujuan untuk menentukan biaya sumber daya
setiap objek biaya. Langkah pertama dalam prosedur ini adalah membebankan biaya
overhead ke dalam aktivitas atau pusat biaya aktivitas menggunakan dasar pemicu
konsumsi biaya sumber daya yang tepat. Tahap kedua, membebankan biaya aktivitas
atau kelompok biaya aktivitas ke dalam objek biaya menggunakan dasar pemicu
konsumsi biaya aktivitas yang sesuai dalam mengukur permintaan objek biaya pada
aktivitas.
Langkah – Langkah Sistem ABC
Tiga tahap pengaplikasikan sistem ABC yaitu :
1) Mengidentifikasi biaya sumber daya
dan aktivitas
Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam
aktivitas dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas berdasarkan cara
aktivitas mengonsumsi sumber daya.Dengan cara ini, aktivitas dikelompokan
menjadi empat level aktivitas
a. Aktivitas level unit ( unit-level
activities ) adalah aktivitas yang dilakukan dalam rangka menghasilkan satu
unit individual dari produk atau jasa.Contohnya penggunaan bahan baku,
penggunaan tenaga kerja langsung, dan inspeksi unit.
b. Aktivitas level batch ( batch-level
activities ) adalah aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap grup
dari produk atau jasa. Perusahaan biasanya mengelompokkan dalam satu grup
apabila produk atau jasa dihasilkan oleh satu proses yang dijadwalkan dalam
satu waktu atau proses secara bersamaan. Contohnya pengesetan mesin-mesin
produksi, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, penanganan bahan, dan
pengiriman produk.
c. Aktivitas level produk (
product-level activities ) adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung
produksi dari satu tipe produk atau jasa yang spesifik. Contohnya adalah
pendesainan produk, modifikasi produk, dan administrasi suku cadang produk.
d. Aktivitas level fasilitas (
facility-level activities ) merupakan aktivitas pendukung operasi secara umum.
Aktivitas ini tidak disebabkan oleh adanya produk atau dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen. Aktivitas ini juga dapat ditelusur pada produk unit
individual, batch , atau produk. Contohnya adalah keamanan pabrik, pajak bumi
dan bangunan, perawatan bangunan, dan penutup bukuan.
2) Mengalokasikan biaya ke dalam objek
biaya
ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya
dalam mengalokasikan biaya sumber daya ke dalam produk. Biaya sumber daya dapat
dialokasikan ke dalam aktivitas berdasarkan estimasi atau penelusuran langsung.
Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran penggunaan sumber daya yang
sesungguhnya.
3) Mengalokasikan biaya aktivitas ke
dalam objek biaya
Pemicu biaya aktivitas harus dapat menjelaskan naik turunnya
biaya. Pengalokasikan biaya aktivitas ke dalam objek biaya dilakukan dengan
menggunakan tarif pembebanan. Rumusnya:
Tarif overhead dibebankan = Anggaran biaya overhead per pool
aktivitas
Aktivitas diestimasi per pool
|
MANFAAT DAN KETERBATSAN SISTEM ABC
Manfaat dari sistem ABC adalah sebagai berikut:
1.
Pengukuran profitabilitas yang lebih
baik.
2.
Pembuatan keputusan yang lebih baik.
3.
Perbaikan proses (process
improvement).
4.
Estimasi biaya.
5.
Penentuan biaya kapasitas tak
terpakai.
Selain manfaat ABC jga memiliki beberapa keterbatasan.
Berikut ini keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam ABC.
1. Alokasi. Tidak semua biaya memeiliki
aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang sesuai.
2. Pengabaian Biaya. Biaya produk atau jasa
yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak memuaskan semua biaya yang
terkait dengan produk atau jasa, seperti:biaya untuk aktivitas pemasaran,riset
periklanan, pengembangan dll.
3. Biaya dan waktu. Salah-satu kendala
dalam penerapan ABC adalah besarnya biaya aplikasi dan lamanya proses
implementasi ABC.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM ABC
Kelebihan sistem ABC adalah sebagai berikut:
1.
Biaya produk yang lebih akurat, baik
pada industri manufaktur maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki
proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar.
2.
Biaya ABC memberikan perhatian pada
semua aktivitas, sehingga semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat
ditelusuri pada aobjek biayanya.
3.
Sistem ABC mengakui banyak aktivitas
penyebab timbulnya biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan
proses produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada aktivitas yang memiliki
nilai tambah) yang pada akhirnya dapat melakukan efisiensi dan akhirnya
menurunkan biaya.
4.
Sistem ABC mengakui kompleksitas
dari deversitas proses produksi modem yang banyak berdasarkan transaksi/
transaction based (terutama perusahaan jasa dan manufaktur berteknologi tinggi)
dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers).
5.
Sistem ABC juga memberi perhatian
atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya tidak langsung.
6.
Sistem ABC cukup fleksibel untuk
menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan,
area tanggung jawab manajerial, dan juga biaya produk.
Walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan,
tetapi penerapan tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan
kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang di
kelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga
menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik
merupakan contoh dari sustaining level, ketika membebankan hal tersebut pada
objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbiter,
seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan semakin lama
proses produksi maka membutuhkan jasa keamanan semakin besar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ABC
(Activity Based Costing) adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang
dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan.
Sistem ABC mjuga membahas tentang penentuan biaya per unit
produk. Perhtungan biaya produk dilakukan dengan menjumlahkan semua komponen
biaya produ, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,dan baiya
overhead.
Kelompok (pool) adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki
kesamaan sifat. Dengan sistem ABC kita dapat mempelajari dan menyusun
prinsip-prinsip yang ada dalam sistem ABC.
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Biaya/Firdaus A. Dunia, Wasilah Abdullah –
Jakarta: Salemba Empat, 2011 – Cetakan Kedua.
Akuntansi Manajemen/Baldric Siregar, Bambang Suripto, Dody
Hapsoro, Eko Widodo Lo, Frasto Bianto – Jakarta: Salemba Empat,2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar