Rabu, 09 November 2016

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


1.      Kesepadaan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, yaitu:
·      Mengandung unsur gramatikal
Contoh:
ü  Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour. (Tidak efektif)
ü  Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour.  (Efektif)

Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

·      Tidak menjamakkan subjek
Contoh:
ü  Pembangunan Jembatan itu kami dibantu oleh semua warga desa. (Tidak Efekti)
ü  Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa. (Efektif)

2.      Kesejajaran
Jika dilihat dari segi bentuknya kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Jika dilihat dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan. Kesejajarn itu dapat menyebabkan informas yang diungkapkan menjadi sistematis sehingga mudah dipahami. Bentuk kalimat yang tidak tersusun secara sejajar dapat menyebabkan kalimat itu tidak serasi.
Comtoh:
ü  Buku itu telah lama dicari, tetapi Dodi belum menemukannya.  (Tidak Efektif)
ü  Buku itu telah dcari tetapi belum ditemukan Dodi. (Efektif)

3.      Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.
·      Memeberikan penekanan dalam suatu kalimat
Contoh:
ü  Sudah saya baca buku itu. (Tidak Efektif)
ü  Buku itu sudah say abaca. (Efektif
·      Membuat urutan yang bertahap
Contoh:
ü  Pertemuan dihadiri oleh Bapak Walikota Bogor. (Tidak Efektif)
ü  Pertemuan itu dihadiri oleh Bapak Walikota Bogor. (Efektif)
·      Melakukan pengulangan kata
Contoh:
ü  Pria itu tampan, pintar. (Tdak Efektif)
ü  Pria tu tampan, dan juga pria itu pintar. (Efektif)
·      Menggukan partikel: Lah, Pun, Kah
Contoh:
ü  Jus itu pahit tapi menyegarkan. (Tidak Efektif)
ü  Walaupun jus itu pahit, tetapi menyegarkan. (Efektif)

4.      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak diperlukan. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.

Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud kalimat tersebut (E. Kosasih, 2002 :200).
Contoh:
ü  Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. (Tidak Efektif)
ü  Mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. (Efektif)

5.      Kecermatan
Kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilh kata sehingga tidak menimbulkan keracuan dan makna ganda.
Contoh:
ü  Guru baru pergi keruang guru. (Tidak Efektif)
ü  Guru yang baru pergi keruang guru. (Efektif)

6.      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan (koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsure pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaks S-O-P-Pel-Ket.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan :
1.   Kalimat tidak bertele-tele harus sistematis.
Contoh kalimat yang Efektif :
o Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
o Saya sudah menyarankan kepada mereka untuk merivisi anggaran proyek ini.
o Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
Contoh kalimat yang tidak Efektif :
o Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.( Tidak memiliki subyek yang jelas)
o Yang saya sudah sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran itu proyek.(Terdapat kesalahan pada pemakaian kata dan frasa)
o Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsure S-P-O tidak berkaitan erat)
                           
7.      Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Unsur-unsur pembentuknya harus memiliki hubungan yang logis atau dapat diterima oleh akal sehat. Susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang bisa diterima akal dan bermakna sesuai dengan kaidah-kaidah nalar secara umum.
Contoh:
ü  Waktu dan tempat saya persilakan. (Tidak Efektif)
ü  Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium. (Efektif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar