1.
Kesepadaan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau
pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam
kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran.
Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan, yaitu:
· Mengandung unsur gramatikal
Contoh:
ü Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study
tour. (Tidak efektif)
ü Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour. (Efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah
pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.
· Tidak menjamakkan subjek
Contoh:
ü Pembangunan Jembatan itu kami dibantu oleh semua warga desa.
(Tidak Efekti)
ü Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga
desa. (Efektif)
2.
Kesejajaran
Jika
dilihat dari segi bentuknya kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Jika dilihat
dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan. Kesejajarn itu dapat menyebabkan
informas yang diungkapkan menjadi sistematis sehingga mudah dipahami. Bentuk kalimat
yang tidak tersusun secara sejajar dapat menyebabkan kalimat itu tidak serasi.
Comtoh:
ü Buku itu telah
lama dicari, tetapi Dodi belum menemukannya.
(Tidak Efektif)
ü Buku itu telah
dcari tetapi belum ditemukan Dodi. (Efektif)
3.
Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide
pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.
·
Memeberikan penekanan
dalam suatu kalimat
Contoh:
ü Sudah
saya baca buku itu. (Tidak Efektif)
ü Buku
itu sudah say abaca. (Efektif
·
Membuat urutan
yang bertahap
Contoh:
ü Pertemuan
dihadiri oleh Bapak Walikota Bogor. (Tidak Efektif)
ü Pertemuan
itu dihadiri oleh Bapak Walikota Bogor. (Efektif)
·
Melakukan pengulangan
kata
Contoh:
ü Pria
itu tampan, pintar. (Tdak Efektif)
ü Pria
tu tampan, dan juga pria itu pintar. (Efektif)
· Menggukan
partikel: Lah, Pun, Kah
Contoh:
ü Jus itu pahit
tapi menyegarkan. (Tidak Efektif)
ü Walaupun jus itu
pahit, tetapi menyegarkan. (Efektif)
4.
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan
dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap tidak
diperlukan. Kehematan ini menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan
tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah kejelasan makna
kalimat boleh dihilangkan. Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang
subjek dalam satu kalimat.
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Setiap kata haruslah memiliki fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan justru akan memperlemah dan mengaburkan maksud kalimat tersebut (E. Kosasih, 2002 :200).
Contoh:
ü Bunga-bunga
mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. (Tidak Efektif)
ü Mawar,
anyelir, dan melati sangat disukainya. (Efektif)
5.
Kecermatan
Kecermatan
adalah cermat dan tepat dalam memilh kata sehingga tidak menimbulkan keracuan
dan makna ganda.
Contoh:
ü Guru baru pergi
keruang guru. (Tidak Efektif)
ü Guru yang baru
pergi keruang guru. (Efektif)
6.
Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan (koherensi) adalah terjadinya
hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsure
pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaks
S-O-P-Pel-Ket.
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan :
1. Kalimat tidak
bertele-tele harus sistematis.
Contoh
kalimat yang Efektif :
o Setiap
pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
o Saya
sudah menyarankan kepada mereka untuk merivisi anggaran proyek ini.
o Para
petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
Contoh
kalimat yang tidak Efektif :
o Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat
izin mengemudi.( Tidak memiliki subyek yang jelas)
o Yang saya sudah sarankan kepada mereka adalah
merevisi anggaran itu proyek.(Terdapat kesalahan pada pemakaian kata dan frasa)
o Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para
petani. (unsure S-P-O tidak berkaitan erat)
7.
Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Unsur-unsur
pembentuknya harus memiliki hubungan yang logis atau dapat diterima oleh akal
sehat. Susunan kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang
bisa diterima akal dan bermakna sesuai dengan kaidah-kaidah nalar secara umum.
Contoh:
ü Waktu
dan tempat saya persilakan. (Tidak Efektif)
ü Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
(Efektif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar