Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya, melainkan orang yang tidak sedang
mencari kerja. Orang yang sedang mencari kerja contohnya: seperti ibu rumah
tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi dan lain sebagainya
yang karena sesuatu hal tidak atau belum membutuhkan pekerjaan. Penganguran
juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan
dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran
yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencarii pekerjaan lain yang
lebih baik. Sedangkan pengangguran dukalara adalah pengangguran yang menganggur
karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
Tiap negara dapat memberikan
definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 )
mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara
aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang
dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh
pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sukirno ( 2004 : 28 )
pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif
mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok
penduduk usia kerja yang selama
periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang
mencari pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja
sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama
periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang
masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain /
tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan
Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan bahwa :
Setengah
pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah
pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS,
2000: 14 ).
Menghitung Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara.Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Macam
- Macam Pengangguran
1.
Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam :
a). Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b). Setengah Menganggur (Under
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c). Pengangguran Terbuka (Open
Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai
pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
2.
Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :
a).
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran
friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya : Perpindahan
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk
sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang
baru yang lebih baik
b). Pengangguran
konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran
konjungtural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (
naik – turunnya ) kehidupan perekonomian / siklus ekonomi. Contohnya : Di suatu
perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha.
Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK ( Pemutusan
Hubungan Kerja ) atau pemecatan.
c). Pengangguran struktural ( structural
unemployment )
Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi
dan corak ekonomi dalam jangka panjang.Contohnya : Suatu daerah yang tadinya
agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan
menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
d). Pengangguran
musiman ( seasonal Unemployment )
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.Contohnya : pada
musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak
menganggur.
e). Pengangguran
teknologi
Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin - mesin. Contoh, sebelum ada penggilingan
padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah ada
mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f). Pengangguran
Politis
Pengangguran
ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung atau tidak,
mengakibatkan pengangguran.Misalnya penutupan Bank - bank bermasalah sehingga
menimbulkan PHK.
g). Pengangguran
Deflatoir
Pengangguran
deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan dalam
perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah tenaga kerja melebihi kesempatan
kerja, maka timbullah pengangguran.
Dampak dan pengaruh dari pengangguran
Pengangguran atau tuna karya
adalaha istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini,
apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia.Bila kita lihat dari
tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru makin banyak bukannya makin
sedikit.Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak
sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan
laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab
yang menyebabkan menjamurnya para penganggur di Indonesia.
1.
Penduduk
yang relatif banyak. Semakin
banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik
bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada
pertambahan jumlah pengangguran.
2.
Pendidikan
dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh
pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang
bagus.Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan
saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya
di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia
pekerjaan.
3.
Angkatan
kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya dengan poin kedua,
ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti pendidikan dan
keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah pengangguran di Indonesia.
Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak sesuai dengan pasar
kerja.
4.
Terbatasnya
lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang
banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan
pekerjaan yang disediakan.Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.
5.
Teknologi
yang semakin modern. Di
era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan
sehari-hari kita.Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat
selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang
dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga
kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
6.
Pengusaha
yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak
(outsourcing).Perusahaan-perusahaan
saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih
menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan
pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi
bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya
mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian
membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini
akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar. Namun sistem
ini membuat munculnya pengangguran
7.
Adanya
pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan
yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam
proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang
bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur
pinjaman Bank.Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa
ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya
nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya
ekonomi Indonesia.Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup,
kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga
negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak
bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan
moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana
keadaan perekonomian suatu Negara.
8.
Pemulangan
TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di
deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para
penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat
membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah
devisa Negara.
9.
Penyediaan
dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih
besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari
suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Tentunya permasalahan ini akan
membawa dampak yang buruk bagi kestabilan perekonomian Negara. Dan
dampak-dampak negative lainnya diantaranya:
1.
Timbulnya kemiskinan. Dengan
menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan.
Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang
dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya
(berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB
yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp
8.700).
2.
Makin beragamnya tindak pidana
criminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam
hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup.Namun seorang
pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan criminal
seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat
sesuap nasi.
3.
Bertambahnya jumlah anak
jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya. Selain
maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau
pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak
segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
4.
Terjadinya kekacauan sosial dan
politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
5.
Terganggunya kondisi psikis
seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi
pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan
dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
6.
Pengangguran bisa menyebabkan
masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini
terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan
nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dapipada
pendapatan potensial (yang seharusnya)> oleh karena itu, kemakmuran yang
dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
7.
Pengangguran akan menyebabkan
pendapatan nasional dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan
pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi
pemerintaha pun akan berkutang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
8.
Pengangguran tidak menggalakkan
pertumbuhan ekonomi.Adanya pengangguran akan menyebabkan daya
beli masyarakat
akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
produksi akan berkuran. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan
terpacu.
Pengangguran dapat dihambat
pertumbuhannya dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1.
Memperluas dan membuka lapangan
pekerjaan. Salah satunya bisa diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal
padat karya, home industry.
2.
Menciptakan pengusaha-pengusaha
baru. Diharapkan dengan demikian para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi
tidak hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila
mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dengan
demikian membantu pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian
banyak.Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini, sudah banyak sekali lulusan muda
berbakat yang sukses melakukan kegiatan usaha.
3.
Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan
keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
4.
Segera memindahkan kelebihan tenaga
kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat atau sector ekonomi
yang kekurangan
Kebijakan-kebijakan
yang dilakukan pemerintah:
1.
Pemerintah memberikan bantuan
wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal
lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar
dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong
terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan
mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan
usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan
UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
2.
Segera melakukan pembenahan,
pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal
dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai
jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia.
3.
Segera membangun lembaga sosial yang
dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT
Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4.
Segera menyederhanakan perizinan dan
peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat
investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal
itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan
iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
5.
Mengembangkan sektor pariwisata dan
kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya)
dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan
asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap
tenaga kerja daerah setempat.
6.
Melakukan program sinergi antar BUMN
atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling
mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan
menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan
secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7.
Dengan memperlambat laju pertumbuhan
penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat
menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem
transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang
penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
8.
Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap
pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil.Hal
itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9. Segera harus disempurnakan kurikulum
dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum
sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi.Karena
sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak
siap menghadapi dunia kerja.
1. Segera mengembangkan potensi
kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang
strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat
potensial sebagai negara maritim dan agraris.Potensi kelautan dan pertanian
Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan
lapangan kerja yang produktif.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian,
terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah
dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah.Ekonomi dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan
masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu
wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa
perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Namun tentunya
dengan jumlah pengangguran yang terus membengkak akan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dan hal ini tentunya tidak bisa didiamkan
terus menerus, pemerintah harus tanggap dalam menghadapi masalah perekonomian
yang paling kronis ini.
Pengangguran
yang ada disekitar tempat tinggal saya :
Pengangguran yang ada disekitar
tempat tinggal saya adalah pengangguran politis karena ditempat tinggal saya
banyak terdirinya pabrik-pabrik textile yang pekerjanya itu sangatlah banyak,
maka dari itu seiring berjalannya waktu pabrik itu lama-kelamaan mengalami
penurunan yang menyebabkan pekerja-Nya itu banyak yang harus di PHK